Demam Buaya Darat
Perkenalan yang singkat dan
serasa cepat berlalu, dan berlalu ke tingkat yang lebih dalam dan hal ini
membuat saya semakin bingung dengan apa yang artinya hidup. Hidup saya bagaikan
sesuatu yang ada namun tiada, ada namun serasa setengah-setengah.
Perkenalan antara aku dan kamu,
melalui pertemuan di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tak
disangka kalau ada perasaan yang muncul ketika kami saling beratatapan dan perasaan
itu mengelitik serta meresahkan hati dan batin. Memulai dengan pertemanan
selayaknya aku dan sebangsa teman yang lain. Bergaul, akrab, bercanda, bersama,
dan ternyata percakapan yang terjadi dan kebersamaan yang berlangsung singkat
itu membuahkan hasil gelisahnya hati akan mencari tahu suapa dirimu dan
bagaimana dirimu yang sebenarnya. Dan perasan ini bukan hanya menyerang 1
spesies tetapi 2 spesies yang saling bertemu dan berkomunikasi sehingga
perasaan ini tersampaikan dan tersalurkan. Ibarat komunikasi, pesan yang ingin
disampaikan tersalurkan dengan baik, walau tanpa perantara, eh,, melalui
perantara deng, yaitu kebersamaan yang terjadi.
Entah kapan dan bagaimana sampai
perasaan itu muncul dan bisa merasakan hal yang sama. Dan kini kedekatan
menghampiri kami sepasang insan. Kedekatan ini membuat kami jadi intens untuk
berkomunikasi, bahkan semua hal yang tadinya mungkin dapat dikomunikasikan
sendiri jadi di bahas bersama. Dan ini yang menjadi ruang terbuka untuk kami
saling mencari tahu jawaban yang ada dalam diri kami masing-masing mengenai
siapa dia dan bagaimaan dia. Mendapat jawaban yang belum utuh sepenuhnya dan
hal itu membuat rasa penasaran makin bergejolak di dalam diri kami masing-masing.
Serasa hidup ini diam dan penting
untuk dicari tahu. Melihat, merasa dan menginginkan untuk bisa mendapat jawaban
atas apa yang selama ini menjadi pertanyaan. Hari berlalu dan tanpa terasa kami
yang berawal bagaikan kertas kosong dan masih bingung akan diapakan, namun
sekarang kertas itu sudah mulai berisi sebuah sajak dan sebuah kalimat demi
kalimat yang secara tidak langsung menjawab pertanyaan dan memberi warna pada
kertas kosong tersebut.
Secara cepat dan sangat cepat
kertas itu kini emnjadi penuh dengan berbagai tulisan, ibarat 2 muda-mudi
berhubung hari ini hari sumpah pemua jadi saya menyebutnya dua muda-mudi yang
saling bertegur sapa melalui sosial media (chat) dan begitu banyak hal yang
dibahas. Sampai suatu waktu yang tak diduga-duga, dan tak dimengerti maksudnya
apa, dia mendapatkan waktu untuk berbicara langsung. Ternyata beda budaya beda
bahasa beda juga maksud hati seseorang dalam bahasanya, padahal 1 kalimat namun
berbeda makna, semua tergantung tempat.
Suasana hati lagi tenang, dan
mendapat pertanyaan “bolehkah sy dikenalkan dan dijodohkan sama km??”
yah namanya dikenalkan semua
orang juga sudah kenal siapa saya, dan sudah tau siapa saya, kecuali yang belum
kenalan. nah kita sudah sekelas, berkomunikasi dan apa lagi yang kurang, kita
sudah kenal. ya saya jawab saja “boleh”, eh tau-taunya yang dia maksud adalah
bisa kenalan lebih dekat alias menjadi kekasih hati.
Ups sudah salah nangkap, mau di
bilang terjebak, dan mau mengulang atau menarik kembali kata-kata sudah tidak
mungkin, bagaikan menarik atau menjilat ludah kembali.. dan itu tidak mungkin
dalam kamus hidup saya. Akhirnya dia menjelaskan semua yang selama ini dirasakan,
dan muncullah kalimat itu, dengan mencoba mengingatkan dia kembali bahwa saya
sudah ada yang punya dan saya
cont...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar