Total Tayangan Halaman

Selasa, 03 November 2015

DBD



Demam Buaya Darat

Perkenalan yang singkat dan serasa cepat berlalu, dan berlalu ke tingkat yang lebih dalam dan hal ini membuat saya semakin bingung dengan apa yang artinya hidup. Hidup saya bagaikan sesuatu yang ada namun tiada, ada namun serasa setengah-setengah.
Perkenalan antara aku dan kamu, melalui pertemuan di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tak disangka kalau ada perasaan yang muncul ketika kami saling beratatapan dan perasaan itu mengelitik serta meresahkan hati dan batin. Memulai dengan pertemanan selayaknya aku dan sebangsa teman yang lain. Bergaul, akrab, bercanda, bersama, dan ternyata percakapan yang terjadi dan kebersamaan yang berlangsung singkat itu membuahkan hasil gelisahnya hati akan mencari tahu suapa dirimu dan bagaimana dirimu yang sebenarnya. Dan perasan ini bukan hanya menyerang 1 spesies tetapi 2 spesies yang saling bertemu dan berkomunikasi sehingga perasaan ini tersampaikan dan tersalurkan. Ibarat komunikasi, pesan yang ingin disampaikan tersalurkan dengan baik, walau tanpa perantara, eh,, melalui perantara deng, yaitu kebersamaan yang terjadi.
Entah kapan dan bagaimana sampai perasaan itu muncul dan bisa merasakan hal yang sama. Dan kini kedekatan menghampiri kami sepasang insan. Kedekatan ini membuat kami jadi intens untuk berkomunikasi, bahkan semua hal yang tadinya mungkin dapat dikomunikasikan sendiri jadi di bahas bersama. Dan ini yang menjadi ruang terbuka untuk kami saling mencari tahu jawaban yang ada dalam diri kami masing-masing mengenai siapa dia dan bagaimaan dia. Mendapat jawaban yang belum utuh sepenuhnya dan hal itu membuat rasa penasaran makin bergejolak di dalam diri kami masing-masing.
Serasa hidup ini diam dan penting untuk dicari tahu. Melihat, merasa dan menginginkan untuk bisa mendapat jawaban atas apa yang selama ini menjadi pertanyaan. Hari berlalu dan tanpa terasa kami yang berawal bagaikan kertas kosong dan masih bingung akan diapakan, namun sekarang kertas itu sudah mulai berisi sebuah sajak dan sebuah kalimat demi kalimat yang secara tidak langsung menjawab pertanyaan dan memberi warna pada kertas kosong tersebut.
Secara cepat dan sangat cepat kertas itu kini emnjadi penuh dengan berbagai tulisan, ibarat 2 muda-mudi berhubung hari ini hari sumpah pemua jadi saya menyebutnya dua muda-mudi yang saling bertegur sapa melalui sosial media (chat) dan begitu banyak hal yang dibahas. Sampai suatu waktu yang tak diduga-duga, dan tak dimengerti maksudnya apa, dia mendapatkan waktu untuk berbicara langsung. Ternyata beda budaya beda bahasa beda juga maksud hati seseorang dalam bahasanya, padahal 1 kalimat namun berbeda makna, semua tergantung tempat.
Suasana hati lagi tenang, dan mendapat pertanyaan “bolehkah sy dikenalkan dan dijodohkan sama km??”
yah namanya dikenalkan semua orang juga sudah kenal siapa saya, dan sudah tau siapa saya, kecuali yang belum kenalan. nah kita sudah sekelas, berkomunikasi dan apa lagi yang kurang, kita sudah kenal. ya saya jawab saja “boleh”, eh tau-taunya yang dia maksud adalah bisa kenalan lebih dekat alias menjadi kekasih hati.
Ups sudah salah nangkap, mau di bilang terjebak, dan mau mengulang atau menarik kembali kata-kata sudah tidak mungkin, bagaikan menarik atau menjilat ludah kembali.. dan itu tidak mungkin dalam kamus hidup saya. Akhirnya dia menjelaskan semua yang selama ini dirasakan, dan muncullah kalimat itu, dengan mencoba mengingatkan dia kembali bahwa saya sudah ada yang punya dan saya
cont...